- Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dan janin turun ke jalan lahir (Sarwono, 2007; h. 100).
Persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya servik,dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir
(Saifuddin, AB. 2002).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian
fisiologi yang normal dalam kehidupan (Sumarah, dkk, 2009; h. 1-2)
Beberapa istilah yang berkaitan dengan persalinan
sebagai berikut :
a. Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir.
b. Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng
teratur sampai di keluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan
cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui
jalan lahir, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
c. Paritas
adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah di
lahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak di ketahui, maka di paki
umur kehamilan lebih dari 24 minggu.
d. Delivery (kelahiran)
adalah peristiwa keluarnya janin termasuk plasenta.
e. Gravida (kehamilan)
adalah jumlah kehamilan termasuk abortus, molahidatidosa, dan kehamilan ektopik
yang pernah di alami oleh seorang ibu.
f. Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
janin.
g. Spontan
adalah persalinan terjadi karena dorongan kontraksi uterus dan kekuatan
mengejan ibu.
- Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Menurut
Sumarah, dkk, (2009; h. 2-4) menyatakan bahwa apa yang menyebabkan terjadinya
persalinan belum di ketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang
kompleks antara lain di kemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf, dan nutrisi.
a. Teori
penurunan hormone
1) Estrogen
Berfungsi untuk
meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari
luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.
2) Progesteron
Berfungsi menurunkan
sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot
rahim dan otot polos relaksasi.
b. Teori
berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin di
kemukakan oleh Hippokrater untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan di keluarkan.
- Tahapan Persalinan
Tahapan
Persalinan, menurut Sarwono (2007; h. 100-101) :
1) Inpartu
Kala I
Mulainya partus yang di
tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah sampai pembukaan serviks 10 cm.
Tanda dan
gejala kala I :
a) His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit
b) Penipisan dan
pembukaan serviks
c) Keluar cairan
dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi 2 fase yaitu :
1)
Fase Laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan
3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
2)
Fase Aktif : berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 sub fase.
a) Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4cm.
b) Periode
dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 9 cm.
c) Periode
deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm
atau lengkap.
Pemantauan kala 1 fase aktif :
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan
. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
a)
Mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
b)
Mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal . Dengan demikian , juga
dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
a) Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban
(setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
b)
Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks
(setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
c)
Kesejahteraan
ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam),
prodeksi urin ,aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.
2) Inpartu
Kala II
Pada
kala II his terkoodinir, kuat, cepat, dan lebih lama. Kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengejan. Karena tekanan pada rectum. Ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus membuka.
Pada
waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang.
Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh
badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ jam-2 jam, pada multi ½ jam
– 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
a)
Ibu merasakan
ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b)
Perineum
terlihat menonjol.
c)
Ibu merasakan
makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
d) Ibu meraakan makin meningkatnya tekanan pada rectum
dan atau vaginanya.
e)
Vulva-vagina dan
sfingkter ani terlihat membuka.
f)
Peningkatan
pengeluaran lendir dan darah.
3) Inpartu
Kala III
Setelah
bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat, berisi placenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh placenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir,
pengeluaran placenta di sertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Tiga
langkah manajemen aktif kala III :
a) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit
setelah bayi lahir, dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.
b) Lakukan
peregangan tali pusat terkendali.
c) Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah
plasenta lahir.
4) Inpartu
Kala IV
Adalah
kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir. Untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat
dengan amplitudo 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh
interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk
trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian
pengeluaran darah post partum. Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui
bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior .
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah
lahir, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat.
Selama 2 jam pertama pascapersalinan :
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan
yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam
satu jam kedua kala IV. Jika ada temua yang tidak normal, lakukan observasi dan
penilaian secara lebih sering.
Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida
:
Primigravida
|
Multigravida
|
|
Kala I
|
10 – 12
jam
|
6-8 jam
|
Kala II
|
1-1,5 jam
|
0,5-1 jam
|
Kala III
|
10 menit
|
10 menit
|
Kala IV
|
2 jam
|
2 jam
|
Jumlah
(tanpa memasukkan kala IV yang bersifat observasi)
|
12-14 jam
|
8-10 jam
|
- Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan
persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan
pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan
dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang
kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemjuan dan keberhasilan proses
persalinan.
Praktek-praktek
pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan normal meliputi:
a.
Mencegah infeksi secara
konsisten dan sistematis
b.
Memberikan asuhan rutin dan
pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan
partograf
c.
Memberikan asuhan sayang ibu
secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas
d.
Menyiapkan rujukan ibu
bersalin atau bayinya
e.
Menghindari
tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya
f.
Penatalaksanaan aktif kala
III secara rutin
g.
Mengasuh bayi baru lahir
h.
Memberikan asuhan dan
pemantauan ibu dan bayinya
i.
Mengajarkan ibu dan
keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang mungkin terjadi selama masa
nifas pada ibu dan bayinya.
j.
Mendokumentasikan semua
asuhan yang telah diberikan.
Ada lima aspek dasar atau LIMA BENANG MERAH, yang penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek
tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. LIMA
BENANG MERAH tersebut adalah:
a.
Membuat keputusan klinik
Membuat
keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk
merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Tujuh langkah dalam dalam
membuat keputusan klinik:
1) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan
2) Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah
3) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi
4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi
masalah
5) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensiuntuk solusi
masalah
6) Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi
b.
Asuhan sayang ibu dan sayang
bayi
Asuhan
sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan
suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan
dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran
yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi
vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
1)
Memanggil ibu sesuai
namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya
2)
Menjelaskan asuhan dan
perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut
3)
Menjelaskan proses
persalinan kepada ibu dan keluarganya
4)
Mengajurkan ibu untuk
bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir
5)
Mendengarkan dan menanggapi
pertanyaan dan kekhawatiran ibu
6)
Memberikan dukungan,
membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu eserta anggota keluarga yang
lain
7)
Menganjurkan ibu untuk
ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan
kelahiran bayinya
8)
Mengajarkan suami dan
anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama
persalinan dan kelahiran bayinya
9)
Melakukan pencegahan infeksi
yang baik secara konsisten
10) Menghargai privasi ibu
11) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan
dan kelahiran bayi
12) Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila
ia menginginkannya
13) Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
member pengaruh yang merugikan
14) Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan
(episiotomi, pencukuran, dan klisma)
15) Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
16) Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi
17) Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)
18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik,
bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan
resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
c.
Pencegahan infeksi Prinsip
–prinsip pencegahan infeksi:
1) Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit
2) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
3) Permukaan benda di sekitar kita, peralatan atau benda-benda
lainnya yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh,
lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi , sehingga harus
diproses secara benar
4) Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatanatau benda lainnya
telah diproses maka semua itu harus dianggaap masih terkontaminasi
5) Resiko infeksi tidak tidak bias dihilangkan secara total, tapi
dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan mnerapkan tindakan-tindakan
pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.
d.
Pencatatan (rekam medis)
Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
1) Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
2) Identifikasi penolong persalinan
3) Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua
catatan
4) Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan
jelas dan dapat dibaca
5) Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
6) Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
e.
Rujukan Meskipun sebagian
besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan
mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk
ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan
terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan
rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga
penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan
terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1)
Bidan
2)
Alat
3)
Keluarga
4)
Surat
5)
Obat
6)
Kendaraan
7)
Uang
8)
Darah
- Tanda-tanda Persalinan
Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan
yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu
bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin
semua atau malah tidak sama sekali. Dengan meningat tanda dan gejala tersebut,
akan terbantu ketika menangani wanita yang sedang hamil tua sehingga dapat
memberikan konseling dan bimbingan antisipasi yang tepat. Tanda dan gejala
menjelang persalinan antara lain:
a. Lightening
Lightening, yang dimulai dirasa
kira-kira dua minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi
bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi bisanya
menancap (engaged) setelah lightening, yang bisanya oleh wanita awam disebut
“kepala bayi sudah turun”. Sesak napas yang dirasakan sebelumnya selama
trimester III akan berkurang, penurunan kepala menciptakan ruang yang lebih
besar di dalam abdomen atas untuk ekspansi paru.
Lightening menimbulkan perasaan tidak
nyaman yang lain akibat tekanan pada bagian presentasi pada struktur di area
pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
1)
Ibu jadi sering berkemih
2)
Persaan tidak nyaman akibat
tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul
sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau perlu defekasi
3)
Kram pada tungkai yang disebabkan
oleh tekanan bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramina
iskiadika mayor dan menuju tungkai
4)
Peningkatan statis vena yang
menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor
menghambat aliran balik darah dari ektremitas bawah. Lightening menyebabab kan
tinggu fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia
kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini Bidan tidak dapat lagi melakukan
pemeriksaan ballotte pada kepala janin yang mengalami yang sebelumnya dapat
digerakkan di atas simpisis pada palpasi abdomen. Pada Leopold IV jari jari
Bidan yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar. Pada primigravida
bisanya lightening terjadi sebelum persalian. Hali ini kemungkina disebabkan
peningktan peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks dan tonus otot
abdomen yang baik, yang memang lebih sering ditemukan pada primigravida
b. Pollisakauria
Pada aksir bulan ke 9 hasil pemeriksaan
didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya
dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
meyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering
kencing
c. False labor
Persalinan palsu Persalinan palsu
terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh
signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul
akibat kontraksi bracston hicks yang tidak nyeri , yang telah terjadi sejak
sekitar enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari
atau secara inrermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan
sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur
dan kehilangan energy dalam menghadapinya. Bagaimanapun persalian palsu juga
mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat
d. Perubahan cervix
Perubahan serviks Mendekati persalinan,
serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih lunak,
dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement)
dan kemungkinan sedikut dilatasi. Perubahan serviks diduga terjadi akibat
peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama
periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapan untuk persalinan
e. Bloody show
Plak lendir disekresi sebagai hasil
proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. plak ini menjadi sawar
pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. pengeluaran plak lender
inilah yang dimaksud dengan bloody show
f. Energy Spurt
Lonjakan energy Banyak wanita mengalami
lonjakan energy kurang lebih 24 jam sampai 48 jam sebelum awitan persalinan.
Ummunya para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam sehingga bersemangat
melakukan berbagai aktifitas diantaranya pekerjaan rumah tangga dan berbagai
tugas lain yang sebelumnya tidak mampu mereka alaksanakan. Akibatnya mereka
memasauki persalinan dalam keadaan letih dan sering sekali persalinan menjadi
sulit dan lama. Terjadinya lonjakan ebergy ini belum dapat dijelaskan selain
bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh
energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan
tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan untuk menahan diri dan
menggunakannya untuk persalinan
g. Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat
untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan muntah. Diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal
ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut.