Sabtu, 25 Oktober 2014

Materi ASKEB II (Persalinan)



  1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir (Sarwono, 2007; h. 100).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik,dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir  (Saifuddin, AB. 2002).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan (Sumarah, dkk, 2009; h. 1-2)
Beberapa istilah yang berkaitan dengan persalinan sebagai berikut :
a.       Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir.
b.      Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai di keluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
c.       Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah di lahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak di ketahui, maka di paki umur kehamilan lebih dari 24 minggu.
d.      Delivery (kelahiran) adalah peristiwa keluarnya janin termasuk plasenta.
e.       Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus, molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah di alami oleh seorang ibu.
f.       Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
g.      Spontan adalah persalinan terjadi karena dorongan kontraksi uterus dan kekuatan mengejan ibu.
  1. Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Menurut Sumarah, dkk, (2009; h. 2-4) menyatakan bahwa apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum di ketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain di kemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf, dan nutrisi.
a.       Teori penurunan hormone
1)   Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2)   Progesteron
Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
b.      Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin di kemukakan oleh Hippokrater untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan di keluarkan.
  1. Tahapan Persalinan
Tahapan Persalinan, menurut Sarwono (2007; h. 100-101) :
1)   Inpartu Kala I
Mulainya partus yang di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah sampai pembukaan serviks 10 cm.
Tanda dan gejala kala I :
a)      His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
b)       Penipisan dan pembukaan serviks
c)       Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi 2 fase yaitu :
1)        Fase Laten     : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
2)        Fase Aktif     : berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 sub fase.
a)      Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4cm.
b)      Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 9 cm.
c)      Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

Pemantauan kala 1 fase aktif :
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan . Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
a)    Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b)   Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal . Dengan demikian , juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Halaman depan partograf  untuk mencatat atau memantau :
a)    Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
b)      Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
c)      Kesejahteraan ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin ,aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.
2)      Inpartu Kala II
Pada kala II his terkoodinir, kuat, cepat, dan lebih lama. Kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Karena tekanan pada rectum. Ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus membuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang. Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ jam-2 jam, pada multi ½ jam – 1 jam.

Tanda dan gejala kala II :
a)        Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b)        Perineum terlihat menonjol.
c)        Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
d)       Ibu meraakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
e)        Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat membuka.
f)         Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

3)      Inpartu Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi placenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh placenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran placenta di sertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Tiga langkah manajemen aktif kala III :
a)      Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.
b)       Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
c)      Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir. 

4)      Inpartu Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir. Untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat  dan terjadi kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum. Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior .
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat.

Selama 2 jam pertama pascapersalinan :
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temua yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering.
Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida : 

Primigravida
Multigravida
Kala I
10 – 12 jam
6-8 jam
Kala II
1-1,5 jam
0,5-1 jam
Kala III
10 menit
10 menit
Kala IV
2 jam
2 jam
Jumlah (tanpa memasukkan kala IV yang bersifat observasi)
12-14 jam
8-10 jam

  1. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemjuan dan keberhasilan proses persalinan.
Praktek-praktek pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan normal meliputi:
a.         Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis
b.         Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
c.         Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas
d.        Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya
e.         Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya
f.          Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin
g.         Mengasuh bayi baru lahir
h.         Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya
i.           Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
j.           Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.

Ada lima aspek dasar atau LIMA BENANG MERAH, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. LIMA BENANG MERAH tersebut adalah:
a.         Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Tujuh langkah dalam dalam membuat keputusan klinik:
1)   Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan
2)   Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah
3)   Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi
4)   Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah
5)   Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensiuntuk solusi masalah
6)   Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi
b.         Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
1)        Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya
2)        Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut
3)        Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
4)        Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir
5)        Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
6)        Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu eserta anggota keluarga yang lain
7)        Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya
8)        Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya
9)        Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten
10)    Menghargai privasi ibu
11)    Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi
12)    Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya
13)    Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak member pengaruh yang merugikan
14)    Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma)
15)    Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
16)    Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
17)    Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)
18)    Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi


c.         Pencegahan infeksi Prinsip –prinsip pencegahan infeksi:
1)   Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit
2)   Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
3)   Permukaan benda di sekitar kita, peralatan atau benda-benda lainnya yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi , sehingga harus diproses secara benar
4)   Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatanatau benda lainnya telah diproses maka semua itu harus dianggaap masih terkontaminasi
5)   Resiko infeksi tidak tidak bias dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan mnerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.
d.        Pencatatan (rekam medis) Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
1)   Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
2)   Identifikasi penolong persalinan
3)   Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
4)   Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca
5)   Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
6)   Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
e.         Rujukan Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir. Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1)        Bidan
2)        Alat
3)        Keluarga
4)        Surat
5)        Obat
6)        Kendaraan
7)        Uang
8)        Darah
  1. Tanda-tanda Persalinan
Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin semua atau malah tidak sama sekali. Dengan meningat tanda dan gejala tersebut, akan terbantu ketika menangani wanita yang sedang hamil tua sehingga dapat memberikan konseling dan bimbingan antisipasi yang tepat. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain:
a.    Lightening
Lightening, yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi bisanya menancap (engaged) setelah lightening, yang bisanya oleh wanita awam disebut “kepala bayi sudah turun”. Sesak napas yang dirasakan sebelumnya selama trimester III akan berkurang, penurunan kepala menciptakan ruang yang lebih besar di dalam abdomen atas untuk ekspansi paru.
Lightening menimbulkan perasaan tidak nyaman yang lain akibat tekanan pada bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
1)        Ibu jadi sering berkemih
2)        Persaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau perlu defekasi
3)        Kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramina iskiadika mayor dan menuju tungkai
4)        Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ektremitas bawah. Lightening menyebabab kan tinggu fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini Bidan tidak dapat lagi melakukan pemeriksaan ballotte pada kepala janin yang mengalami yang sebelumnya dapat digerakkan di atas simpisis pada palpasi abdomen. Pada Leopold IV jari jari Bidan yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar. Pada primigravida bisanya lightening terjadi sebelum persalian. Hali ini kemungkina disebabkan peningktan peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks dan tonus otot abdomen yang baik, yang memang lebih sering ditemukan pada primigravida
b.    Pollisakauria
Pada aksir bulan ke 9 hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini meyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing
c.    False labor
Persalinan palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi bracston hicks yang tidak nyeri , yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara inrermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kehilangan energy dalam menghadapinya. Bagaimanapun persalian palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat
d.   Perubahan cervix
Perubahan serviks Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih lunak, dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikut dilatasi. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan
e.    Bloody show
Plak lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. pengeluaran plak lender inilah yang dimaksud dengan bloody show
f.     Energy Spurt
Lonjakan energy Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 jam sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Ummunya para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam sehingga bersemangat melakukan berbagai aktifitas diantaranya pekerjaan rumah tangga dan berbagai tugas lain yang sebelumnya tidak mampu mereka alaksanakan. Akibatnya mereka memasauki persalinan dalam keadaan letih dan sering sekali persalinan menjadi sulit dan lama. Terjadinya lonjakan ebergy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan untuk menahan diri dan menggunakannya untuk persalinan
g.    Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan muntah. Diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut.