PARADIGMA KEBIDANAN
A. Pengertian Paradigma
1.
Pengertian paradigma
Banyak
ahli yang membahas pengertian paradigma, diantaranya :
a.
Paradigma merupakan pandangan fundamental tentang
persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970).
b.
Paradigma menjelaskan bagaimana mempelajari dunia dan
membantu memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita (Adam Smith, 1975).
c.
Paradigma merupakan pola pokir dalam memahami dan
menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan (Ferguson).
d.
paradigma adalah suatu pandangan global yang di anut oleh
mayoritas anggota suku kelompok ilmiah (Kohn, 1977).
e.
Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki
nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi, dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena
kehidupan manusia (Purwanto, 1977).
Paradigma merupakan teori-teori yang menyusun suatu teori
dan berhubungan satu dengan yang lain. Dalam memberikan pelayanan bidan
berpegang pada paradigma, yaitu suatu cara pandang terhadap manusia/ wanita,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/ kebidanan dan keturunan. Pada
paradigma kebidanan, bidan bermitra dan melindungi perempuan sehingga dalam
praktiknya bidan harus sensitif terhadap kebutuhan atau masalah yang ada pada
perempuan (Nurhayati, dkk, 2012).
- Komponen Paradigma Kebidanan
Menurut Sofyan, dkk (2006), komponen paradigma kebidanan
adalah Manusia/Wanita, Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kebidanan dan Keturunan.
Untuk menjelaskan teori-teori tersebut perlu
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
·
Bagaimana saya berfikir tentang orang-orang yang saya
rawat
·
Bagaimana saya berfikir tentang kesehatan
·
Bagaimana saya berfikir tentang praktik bidan (Nurhayati,
dkk, 2012).
Pikiran-pikiran ini dihubungkan dengan disiplin ilmu dan
pengalaman kita sebagai wanita dan perilaku yang dikembangkan dangan
lingkungan.
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan berpedoman
pada paradigma yang di dalamnya terdapat 4 konsep dasar kebidanan yaitu
manusia, kesehatan, lingkungan dan kebidanan.
1.
Manusia/Wanita
Manusia
adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh serta unik,
yang memiliki kebutuhan dasar bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangannya
(Soepardan, 2008).
Makhluk biopsikososial berasal dari kata
a.
bios yang artinya
hidup. Manusia merupakan suatu susunan sel hidup yang membentuk suatu sistem
organ tubuh (misalnya muskuloskeletal, pernafasan, dan pendernaan). Manusia
memiliki kebutuhan agar tetap hidup dan tidak lepas dari hukum alam, yaitu
dilahirkan, berkembang dan akhirnya mati.
b.
Psiko berasal dari kata psyche yang artinya adalah roh, jiwa, atau sukma. Manusia mempunyai
daya pikir atau kecerdasan dan kebutuhan psikologis agar pribadinya dapat
berkembang (penghargaan, dicintai, rasa aman, disiplin, belajar).
c.
Sosial berasal dari kata socius yang artinya teman. Artinya, manusia hidup bersama-sama
dengan orang lain, keluarga, kelompok kecil mempunyai kebudayaan dan
bermasyarakat. Manusia dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan
d.
Kultural artinya adalah makhluk yang berbudaya atau
memiliki kebiasaan-kebiasaantertentu
e.
Spiritual artinya makhluk secara fitra (suci) yang akan
selalu membutuhkan Tuhan sebagai sandaran
f.
Utuh artinya pandangan kita sebagai makhluk
biopsikososial, kultur dan spiritual tersebut harus dipandang secara
menyeluruh, tidak hanya dipandang dari segi biologisnya saja, atau
psikologisnya saja karena sisi tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
g.
Unik artinya makhluk yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, baik dari segi bio, psiko, sosial, kultural maupun spiritualnya.
Manusia merupakan penerima asuhan kebidanan, baik
langsung maupun tidak langsung. Setiap manusia memiliki identitas yang berbeda.
Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Perilaku dan respons dipengaruhi oleh latar belakang sosial
budaya, keyakinan agama, pola hidup, nilai-nilai kemampuan, minat, serta
pengalaman. Pola perilaku ditentukan oleh semua pengaruh tersebut sehingga
membentuk keunikan masing-masing individu (Nurhayati, dkk, 2012).
Setiap manusia harus dihargai karena mempunyai nilai,
martabat, dan mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan, kebahagiaan, cinta,
rasa aman, tujuan dan kebebasan. Manusia yang menjadi sasaran praktik kebidanan
adalah wanita/ibu (Nurhayati, dkk, 2012).
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa
sehingga keberadaan wanita yang sehat scara jasmani dan rohani serta sosial
sngat diperlukan. Wanita/Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi seorang
wanita/ibu dalam keluarga (Soepardan, 2008).
Manusia (Wanita) merupakan fokus dari pelayanan
kebidanan, bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk bio-psiko-sosial dan
spiritual yang komprehensif. Wanita memiliki sifat yang unik, dengan kebuthan
yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tingkat perkembangan (Nurhayati, dkk,
2012).
2.
Lingkungan
Menurut Nurhayati, dkk (2012), Lingkungan ini dipakai dalam arti
seluas-luasnya. Lingkungan luar (eksternal) diantaranya adalah mikroorganisme,
cuaca, kejadian sehari-hari, hubungan dengan teman dan keluarga, pengalaman,
pendidikan, dan pekerjaan termasuk segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
lingkungan internal manusia.
Lingkungan dalam (internal) terletak dalam tubuh dan
mempengaruhi sikap atau perilaku manusia.
Manusia tidak pernah statis, ia selalu berubah untuk
menghadapi pengaruh yang selalu ada dalam tubuh maupun lingkungan luarnya.
Teori Maslow menyebutkan bahwa setiap orang berusaha keras untuk mendapatkan
segala sesuatu yang sanggup dicapainya. Ia menjelaskan mengenai urutan
(hierarki) kebutuhan.
Teori Maslow ini menunjukkan bahwa manusia senantiasa
berkembang sehingga dapat mencapai potensi yang setinggi-tingginya. Kebutuhan
dalam sketsa ini tidak dapat tumbuh dan berkembang sepenuhnya sampai yang lebih
rendah sudah cukup terpenuhi.
Menurut Sofyan, dkk (2006), Lingkungan merupakan semua
yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu
melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik,
lingkungan psiko sosial, lingkungan biologis, dan lingkungan budaya
a.
Lingkungan fisik
Lingkungan
fisik adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi
perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-daerah wabah, lingkungan
kotor, dekat pembuangan air llimbah, atau sa,pah dan lain-lain. Lingkungan ini
jelas dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam bentuk keamanan dan
keselamatan dari bahaya yang dapat ditimbulkannya.
b.
Lingkungan psiko sosial
Lingkungan
psiko artinya keadaan lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan psikologis
seseorang seperti lingkungan yang kurang aman yang mengakibatkan kecemasan dan
ketakutan akan bahaya yang ditimbulkannya. Lingkungan sosial (masyarakat yang
luas serta budaya) dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang
c.
Lingkungan biologis meliputi hewan dan tumbuh-tumbuhan
d.
Lingkungan budaya meliputi adat istiadat
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaan merupakan sumber
inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi diri.
Lingkungan sebagai wajah budaya bagi individu berarti pula bahwa individu
sendiri telah berperan sebagai pusat dari lingkungan tersebut.
3.
Perilaku
Meurut Sofyan, dkk (2006), Perilaku merupakan hasil dari
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik
(menyeluruh). Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :
1)
Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi
etika profesi dan aspek legal
2)
Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan
klinis yang dibuatnya
3)
Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
ketrampilan mutakhir secara berkala
4)
Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah
penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
5)
Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama
memberikan asuhan kebidanan
6)
Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan
dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi
baru lahir dan anak
7)
Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan
kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan
tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi
kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi
kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan, demikian pula perilaku ibu pada
masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Dengan demikian
perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinnya.
4.
Pelayanan Kebidanan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional
maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Bidan adalah
seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yang diakui
oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktik kebidanan. Bidan harus mampu memberikan bimbingan, asuhan, dan
konseling yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan, serta
pascapersalinan. Bidan mempunyai tugas penting pada konsultasi dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya untuk wanita tetapi juga keluarga dan komunitasnya
(Nurhayati, dkk, 2012).
Bidan adalah seseorang yang mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintash dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku. Dalam melakukan praktik yang bersangkutan,
bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pada wanita hamil,
bersalin, nifas, BBL, bayi dan balita (Nurhayati, dkk, 2012).
Menurut Nurhayati, dkk (2012) pelayanan kebidanan adalah
suatu praktik pelayanan kesehatan yang spesifik, bersifat reflektif, analisis,
serta ditunjukkan pada wanita khususnya bayi, ibu dan balita. Pelayanan
kebidanan merupakan bagian yang menyatu dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan
kebidanan memberikan asuhan esensial dalam memelihara tingkat kesejahteraan
keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka terciptanya keluarga
bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga,
dan masyarakat yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut :
a.
Peningkatan (promotif), misalnya dapat dilakukan dengan
adanya promosi kesehatan (penyuluhan tetang imunisasi, himbauan kepada
masyarakat untuk pola hidup sehat)
b.
Pencegahan (preventif), dapat dilakukan dengan pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil dan sebagainya
c.
Penyembuhan (kuratif), dilakukan sebagai upaya pengobatan
misalnya pemberian tranfusi darah pada ibu dengan anemia berat karena
perdarahan pasca melahirkan
d.
Pemulihan (rehabilitas), misalnya pemulihan kondisi ibu
post-sectio caesaria (SC).
Layanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi tiga :
a.
Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
b.
Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang
dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan.
c.
Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan
oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi
(Nurhayati, 2012).
5.
Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan.
Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut dari
persiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran, dan nifas
(Sofyan, dkk, 2006).
Walaupun kehamilan, Kelahiran dan nifas adalah proses
yang fisiologis, tapi dapat menjadi patologis. Hal ini dapat berpengaruh pada
bayi yang akan dilahirkannya. Misalkan saja adanya faktor keturunan kembar pada
seorang ibu hamil. Kehamilan kembar tentunya memiliki resiko yang lebih besar
dari pada kehamilan normal stu janin. Oleh karena itu layanan pra-perkawinan
kehamilan adalah hal penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang
tidak dapat dipisahkan. Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status
kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki
melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi
respon terhadap beberapa penyakit (Nurhayati, dkk, 2012).
- Macam-macam Asuhan Kebidanan
Menurut
Soepardan (2008), macam-macan asuhan kebidanan meliputi :
1.
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan, serta
melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu
dan janin selama periode kehamilan.
2.
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan
data, menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa persalinan dan
mengidentifikasikan masalah/kebutuhan, membuat rencana dan melaksanakan
tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk
menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.
3.
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai
kondisi bayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia,
memfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menentukan kelainan,
serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan.
4.
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan serta
melksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
- Manfaat Paradigma di Kaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Manfaat Paradigma Dikaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Dengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan harus berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan ukuran rasional untuk menghindari intervensi yang tidak perlu sehingga praktik kebidanan harus berdasarkan bukti (evidence based).
Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu (ASI) selama persalinan termasuk antara lain:
Dengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan harus berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan ukuran rasional untuk menghindari intervensi yang tidak perlu sehingga praktik kebidanan harus berdasarkan bukti (evidence based).
Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu (ASI) selama persalinan termasuk antara lain:
1.
Memberikan dukungan
emosional
2.
Membantu pengaturan posisi
3.
Memberikan cairan dan nutrisi
4.
Memperbolehkan ke kamar mandi secara teratur
5.
Pencegahan terjadinya
infeksi (Susanti, dkk, 2009)
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memeberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil,
masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Paradigma
kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara lain :
1)
Manfaat Bagi
Bidan
a)
Membantu bidan
dalam mengkaji kondisi klien
b)
Membantu bidan
dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
c)
Memudahkan dalam
merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai dengan kondisi
klien
2)
Manfaat Bagi Pasien
a)
Membantu klien untuk mendapatkan
rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan kebidanan
b)
Membantu klien dalam meningkatkan
kemampuan berperan serta sebagai individu yang bertanggungjawab atas
kesehatannya
c)
Meningkatkan perilaku positif
klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar