Selasa, 08 Oktober 2013

Paradigma Kebidanan



PARADIGMA KEBIDANAN


A.     Pengertian Paradigma
1.      Pengertian paradigma
Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma, diantaranya :
a.       Paradigma merupakan pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970).
b.      Paradigma menjelaskan bagaimana mempelajari dunia dan membantu memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita (Adam Smith, 1975).
c.       Paradigma merupakan pola pokir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan (Ferguson).
d.      paradigma adalah suatu pandangan global yang di anut oleh mayoritas anggota suku kelompok ilmiah (Kohn, 1977).
e.       Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia (Purwanto, 1977).
Paradigma merupakan teori-teori yang menyusun suatu teori dan berhubungan satu dengan yang lain. Dalam memberikan pelayanan bidan berpegang pada paradigma, yaitu suatu cara pandang terhadap manusia/ wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/ kebidanan dan keturunan. Pada paradigma kebidanan, bidan bermitra dan melindungi perempuan sehingga dalam praktiknya bidan harus sensitif terhadap kebutuhan atau masalah yang ada pada perempuan (Nurhayati, dkk, 2012).

  1. Komponen Paradigma Kebidanan
Menurut Sofyan, dkk (2006), komponen paradigma kebidanan adalah Manusia/Wanita, Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kebidanan dan Keturunan.
Untuk menjelaskan teori-teori tersebut perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
·         Bagaimana saya berfikir tentang orang-orang yang saya rawat
·         Bagaimana saya berfikir tentang kesehatan
·         Bagaimana saya berfikir tentang praktik bidan (Nurhayati, dkk, 2012).
Pikiran-pikiran ini dihubungkan dengan disiplin ilmu dan pengalaman kita sebagai wanita dan perilaku yang dikembangkan dangan lingkungan.
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan berpedoman pada paradigma yang di dalamnya terdapat 4 konsep dasar kebidanan yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan kebidanan.
1.      Manusia/Wanita
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh serta unik, yang memiliki kebutuhan dasar bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangannya (Soepardan, 2008).
Makhluk biopsikososial berasal dari kata
a.       bios yang artinya hidup. Manusia merupakan suatu susunan sel hidup yang membentuk suatu sistem organ tubuh (misalnya muskuloskeletal, pernafasan, dan pendernaan). Manusia memiliki kebutuhan agar tetap hidup dan tidak lepas dari hukum alam, yaitu dilahirkan, berkembang dan akhirnya mati.
b.      Psiko berasal dari kata psyche yang artinya adalah roh, jiwa, atau sukma. Manusia mempunyai daya pikir atau kecerdasan dan kebutuhan psikologis agar pribadinya dapat berkembang (penghargaan, dicintai, rasa aman, disiplin, belajar).
c.       Sosial berasal dari kata socius yang artinya teman. Artinya, manusia hidup bersama-sama dengan orang lain, keluarga, kelompok kecil mempunyai kebudayaan dan bermasyarakat. Manusia dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan
d.      Kultural artinya adalah makhluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan-kebiasaantertentu
e.       Spiritual artinya makhluk secara fitra (suci) yang akan selalu membutuhkan Tuhan sebagai sandaran
f.       Utuh artinya pandangan kita sebagai makhluk biopsikososial, kultur dan spiritual tersebut harus dipandang secara menyeluruh, tidak hanya dipandang dari segi biologisnya saja, atau psikologisnya saja karena sisi tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
g.       Unik artinya makhluk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi bio, psiko, sosial, kultural maupun spiritualnya.
Manusia merupakan penerima asuhan kebidanan, baik langsung maupun tidak langsung. Setiap manusia memiliki identitas yang berbeda. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku dan respons dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya, keyakinan agama, pola hidup, nilai-nilai kemampuan, minat, serta pengalaman. Pola perilaku ditentukan oleh semua pengaruh tersebut sehingga membentuk keunikan masing-masing individu (Nurhayati, dkk, 2012).
Setiap manusia harus dihargai karena mempunyai nilai, martabat, dan mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan, kebahagiaan, cinta, rasa aman, tujuan dan kebebasan. Manusia yang menjadi sasaran praktik kebidanan adalah wanita/ibu (Nurhayati, dkk, 2012).
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat scara jasmani dan rohani serta sosial sngat diperlukan. Wanita/Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi seorang wanita/ibu dalam keluarga (Soepardan, 2008).
Manusia (Wanita) merupakan fokus dari pelayanan kebidanan, bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang komprehensif. Wanita memiliki sifat yang unik, dengan kebuthan yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tingkat perkembangan (Nurhayati, dkk, 2012).
2.      Lingkungan
Menurut Nurhayati, dkk  (2012), Lingkungan ini dipakai dalam arti seluas-luasnya. Lingkungan luar (eksternal) diantaranya adalah mikroorganisme, cuaca, kejadian sehari-hari, hubungan dengan teman dan keluarga, pengalaman, pendidikan, dan pekerjaan termasuk segala sesuatu yang dapat mempengaruhi lingkungan internal manusia.
Lingkungan dalam (internal) terletak dalam tubuh dan mempengaruhi sikap atau perilaku manusia.
Manusia tidak pernah statis, ia selalu berubah untuk menghadapi pengaruh yang selalu ada dalam tubuh maupun lingkungan luarnya. Teori Maslow menyebutkan bahwa setiap orang berusaha keras untuk mendapatkan segala sesuatu yang sanggup dicapainya. Ia menjelaskan mengenai urutan (hierarki) kebutuhan.


 











Teori Maslow ini menunjukkan bahwa manusia senantiasa berkembang sehingga dapat mencapai potensi yang setinggi-tingginya. Kebutuhan dalam sketsa ini tidak dapat tumbuh dan berkembang sepenuhnya sampai yang lebih rendah sudah cukup terpenuhi.
Menurut Sofyan, dkk (2006), Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psiko sosial, lingkungan biologis, dan lingkungan budaya
a.       Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-daerah wabah, lingkungan kotor, dekat pembuangan air llimbah, atau sa,pah dan lain-lain. Lingkungan ini jelas dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam bentuk keamanan dan keselamatan dari bahaya yang dapat ditimbulkannya.
b.      Lingkungan psiko sosial
Lingkungan psiko artinya keadaan lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang ditimbulkannya. Lingkungan sosial (masyarakat yang luas serta budaya) dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang
c.       Lingkungan biologis meliputi hewan dan tumbuh-tumbuhan
d.      Lingkungan budaya meliputi adat istiadat
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaan merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi diri. Lingkungan sebagai wajah budaya bagi individu berarti pula bahwa individu sendiri telah berperan sebagai pusat dari lingkungan tersebut.
3.      Perilaku
Meurut Sofyan, dkk (2006), Perilaku merupakan hasil dari pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh). Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :
1)      Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal
2)      Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3)      Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir secara berkala
4)      Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
5)      Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
6)      Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7)      Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan, demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinnya.
4.      Pelayanan Kebidanan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan harus mampu memberikan bimbingan, asuhan, dan konseling yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan, serta pascapersalinan. Bidan mempunyai tugas penting pada konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tetapi juga keluarga dan komunitasnya (Nurhayati, dkk, 2012).
Bidan adalah seseorang yang mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintash dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Dalam melakukan praktik yang bersangkutan, bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pada wanita hamil, bersalin, nifas, BBL, bayi dan balita (Nurhayati, dkk, 2012).
Menurut Nurhayati, dkk (2012) pelayanan kebidanan adalah suatu praktik pelayanan kesehatan yang spesifik, bersifat reflektif, analisis, serta ditunjukkan pada wanita khususnya bayi, ibu dan balita. Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang menyatu dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan memberikan asuhan esensial dalam memelihara tingkat kesejahteraan keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka terciptanya keluarga bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut :
a.       Peningkatan (promotif), misalnya dapat dilakukan dengan adanya promosi kesehatan (penyuluhan tetang imunisasi, himbauan kepada masyarakat untuk pola hidup sehat)
b.      Pencegahan (preventif), dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan sebagainya
c.       Penyembuhan (kuratif), dilakukan sebagai upaya pengobatan misalnya pemberian tranfusi darah pada ibu dengan anemia berat karena perdarahan pasca melahirkan
d.      Pemulihan (rehabilitas), misalnya pemulihan kondisi ibu post-sectio caesaria (SC).
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi tiga :
a.       Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
b.      Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c.       Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi (Nurhayati, 2012).
5.      Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut dari persiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran, dan nifas (Sofyan, dkk, 2006).
Walaupun kehamilan, Kelahiran dan nifas adalah proses yang fisiologis, tapi dapat menjadi patologis. Hal ini dapat berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. Misalkan saja adanya faktor keturunan kembar pada seorang ibu hamil. Kehamilan kembar tentunya memiliki resiko yang lebih besar dari pada kehamilan normal stu janin. Oleh karena itu layanan pra-perkawinan kehamilan adalah hal penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap beberapa penyakit (Nurhayati, dkk, 2012).




  1. Macam-macam Asuhan Kebidanan
Menurut Soepardan (2008), macam-macan asuhan kebidanan meliputi :
1.      Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
2.      Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data, menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa persalinan dan mengidentifikasikan masalah/kebutuhan, membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.
3.      Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai kondisi bayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, memfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menentukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan.
4.      Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan serta melksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

  1. Manfaat Paradigma di Kaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Manfaat Paradigma Dikaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Dengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan harus berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan ukuran rasional untuk menghindari intervensi yang tidak perlu sehingga praktik kebidanan harus berdasarkan bukti (evidence based).
Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu (ASI) selama persalinan termasuk antara lain:
1.       Memberikan dukungan emosional
2.      Membantu pengaturan posisi
3.      Memberikan cairan dan nutrisi
4.      Memperbolehkan ke kamar mandi secara teratur
5.       Pencegahan terjadinya infeksi (Susanti, dkk, 2009)
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memeberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara lain :
1)      Manfaat Bagi Bidan
a)        Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
b)        Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
c)        Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai dengan kondisi klien
2)      Manfaat Bagi Pasien
a)    Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan kebidanan
b)   Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang bertanggungjawab atas kesehatannya
c)    Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar